Pembelian Seragam dan Atribut SMPN 13 Kota Kupang Hasil Rapat Komite
KUPANG, NTT PEMBARUAN. com- Pembelian pakaian seragam batik, kostum olahraga dan atribut siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 13 Kota Kupang bukan pungutan liar (Pungli), tetapi merupakan hasil rapat komite sekolah yang dihadiri orangtua siswa dan ketua komite sekolah tersebut.
“Semuanya itu dilakukan atas kesepakatan bersama dalam rapat orangtua siswa dengan komite sekolah. Jadi, kalau ada yang menilai bahwa itu bagian dari Pungli, saya rasa itu terlalu berlebihan. Menurut saya itu bukan Pungli,” kata Helon Traianus Kune, S.Sos, salah satu orangtua siswa kepada wartawan di Kupang, Sabtu (27/10/2018).
Ia justru berterima kasih kepada pihak sekolah yang telah membantu orangtua siswa memfasilitas pengadaan pakaian seragam batik, kostum olahraga dan atribut sekolah, sehingga tidak menyita waktu orangtua lagi untuk mencarinya.
“Kalau kita membeli masing-masing, bisa saja tidak ada keseragaman warna. Karena itu, kami bersyukur kalau pihak sekolah yang menyiapkannya dan orangtua tinggal mengumpulkan uang sesuai hasil rapat orangtua dengan komite sekolah,” kata Helon yang juga Ketua RT 19, Kelurahan Maulafa, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang ini.
Menurut dia, dalam rapat orangtua siswa bersama komite sebelumnya, tidak ada komplain terkait pembelian pakaian seragam batik, kostum olahraga dan atribut sekolah. “Saya kira secara keseluruhan orangtua merasa puas karena terbantu oleh sekolah yang memfasilitas pengadaan pakaian seragam itu. Kita sudah sekolah gratis, dibantu lagi untuk memfasilitas pengadaan pakaian seragam sekolah,” kata dia.
Pakaian seragam dan atribut sekolah itu, menurut dia, sudah dibagikan kepada anak-anak. Tetapi, kalau ada anak-anak yang belum menerima, mungkin stoknya sementara habis dan masih menunggu pengiriman dari Jawa.
Bagi dia, ini hanya masalah waktu saja. Kemungkinan barangnya dipesan di Jawa, sehingga membutuhkan waktu untuk sampai di Kota Kupang. Karena itu, ia menghimbau orangtua siswa, terutama mereka yang anak-anaknya belum menerima pakaian seragam batik untuk bersabar dan berbesar hati menunggu pembagian dari sekolah.
“Kalau ada siswa yang belum terima, mungkin pesanannya belum kirim ke Kupang. Ini hanya terlambat datang bukan tidak ada. Memang ada orangtua yang tidak puas, tetapi marilah kita bersabar dan berbesar hati menunggu pembagiannya.Guru-guru kita sudah memberikan kontribusi besar dalam mencerdaskan anak-anak kita. Dengan apa kita membalas mereka punya kebaikan yang telah mendidik anak-anak kita menjadi baik. Jangan hanya karena soal kecil lalu kita membuat susah guru-guru. Jadilah orangtua yang menjadi panutan untuk anak-anak dan orang lain,” imbuhnya.
Sudah Dibagikan

Secara terpisah, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SMPN 13 Kota Kupang, Daprosa Dai Laga mengaku, untuk kostum olahraga dan atribut sekolah sudah dibagikan kepada siswa, kecuali pakaian seragam batik.
“Sekolah hanya membantu memfasilitas pengadaannya saja, sedangkan urusan harga itu adalah kesepakatan bersama dalam rapat orangtua siswa dan komite sekolah sebelumnya. Semua seragam dan atribut itu sudah dibagikan kepada siswa, kecuali seragam batik yang belum kami bagikan oleh karena sebagian besar coraknya tidak sesuai dengan pesanan sekolah,” jelas Daprosa.
Untuk seragam batik, sebagian besar sudah ada di sekolah dan sisanya dalam perjalanan dari Jawa ke Kupang. “Kami sudah jelaskan kepada anak-anak, bahwa seragam batik masih dalam perjalanan ke Kota Kupang, dan dalam waktu dekat dibagikan kepada siswa. Sedangkan khusus untuk atribut sekolah proses pembuatannya dibordir, sehingga harus membutuhkan waktu penyelesaiannya dan semuanya sudah dibagikan kepada siswa ,” tutupnya. (ade)